Greetings, alien from Saturn! You have stepped in the online abode of PANGERAN, which houses his/her mindless musings and lovely rantings.
You're obviously permitted to have a look around, but of course, itchy fingers aren't entertained - so don't take what's not yours. ;)
LINUX TIDAK SELAMANYA TAHAN VIRUS
Kamis, Juni 25, 2009 @ 01.33

Disalin Dari Koran Kompas
Selasa, 2 Juni 2009 | 08:11 WIB


Sistem operasi Linux/BSD dulu hanya dikenal sebagai OS server. Ini berkat kehandalannya dan low resources. Dalam perkembangannya, Linux mulai menjadi favorit di kalangan end user karena makin banyak aplikasi yang mendukung keperluan end user untuk kebutuhan sehari-hari, seperti word processor, spreadsheet, image editing, browsing, mail, dan sebagainya. Graphical User Interface-nya (GUI) makin cantik. Namun yang menarik adalah Royalty Free, tentunya dengan syarat penggunaan (GNU, GPL, dan lainnya).

Ada anggapan yang keliru tentang OS Linux, yakni OS ini selalu bebas virus. Salah! Online Wikipedia mencatat sudah ada 2 trojan, 22 virus, dan 11 worm menyerang OS Linux . Dibandingkan Windows, jumlahnya memang sangat sedikit. Namun ancaman itu tetap ada. Bahkan serangan lintas plaform, yaitu yang dapat bekerja di Linux maupun Microsoft sudah terjadi.

Dalam kegunaannya sebagai server, ancaman nyata terhadap Linux adalah masuknya hacker. Sedangkan untuk internal office server, yang tidak terhubung ke Internet adalah sebaran virus Windows. Linux sebagai sistem operasi tidak terkena ancaman ini secara langsung. Namun data yang ditampungnya dapat terinfeksi.

Jadi, pemakai Linux tetap harus waspada. Gejala virus di dalam Linux memang tidak terdeteksi secara langsung, tetapi dialami oleh pengakses server tersebut.

Amankan Dua Tipe Server
Ada dua jenis server yang perlu perhatian dan pengamanan terhadap ancaman virus.
1. Mail Server
Linux sebagai mail server sangat popular dan diakui kehandalannya. Sebagai server, Linux aman terhadap infeksi virus dan ancaman lain. Namun setiap lalu lintas e-mail di server tersebut tidak dijamin bersih dari ancaman. Ini tentunya membahayakan penerima e-mail dari server Linux.

Bayangkan jika tanpa Anda sadari, setiap e-mail yang Anda kirim ke customer, rekanan bisnis, atau supplier di luar kantor selalu disusupi virus. Bukan hanya reputasi kantor Anda saja yang jelek karena menjadi pembawa virus, tetapi juga sangat berbahaya jika kebetulan server atau workstation penerima e-mail tidak dilengkapi dengan antivirus andal. Kebobolan sering terjadi.

Untuk membuat setiap mail yang kita kirim atau diterima oleh pemilik mailbox bersih dari ancaman, diperlukan sebuah proteksi . Pemilihan antivirus yang tepat untuk keperluan ini adalah antivirus yang dapat bekerja untuk Mail Server Linux/BSD. Dengan pemakaian antivirus pada mail server, selain bebas dari cap sebagai penyebar virus, juga mengurangi ancaman penyebaran virus melaui email yang diterima masing-masing workstation Anda.

2. File Server
Sama seperti fungsi Linux sebagai server lainnya, apakah seluruh data yang disimpan dalam Samba Server aman? Server Linux tidak mengetahui apakah file-file yang tersimpan di dalamnya aman atau tidak dari virus jika tidak ada antivirus yang melakukan pengecekan terhadap seluruh file yang ada. Sebagai tempat penyimpanan data, sistem operasi Linux tidak akan meng-execute- file tersebut. Namun setiap workstation yang terhubung ke Linux tersebutlah yang meng-execute-nya.

Saat transaksi itu terjadi, sebaiknya Linux juga memeriksa keamanan dari setiap file . Di sinilah antivirus untuk Linux berperan: melakukan scanning dan membersihkan setiap file yang masuk ke dalamnya, menjamin file tersebut bersih dari ancaman, sehingga aman dikonsumsi oleh workstation dalam jaringannya. Bila ini diabaikan, sang penerima file yang akan dirugikan. Ia akan menerima file yang mengandung virus, yang akan menyebar di workstation yang mengakses. Saat file-file ini diambil dan ditransfer melalui USB atau e-mail, penyebaran virus pun tidak terelakan.

Tiga Syarat Penting
Antivirus haruslah dilihat sebagai bagian dari solusi, dan bukan masalah baru dalam operasional komputer sehari-hari. Untuk memenuhi kriteria antivirus sebagai solusi, ada beberapa hal penting yang harus kita pertimbangkan, yaitu:
1. Pemakaian memori dan CPU power yang kecil. Hindari antivirus dengan spesifikasi teknis untuk memori di atas 50MB karena akan membuat kerja komputer menjadi lambat (memberatkan).
2. Antivirus harus dapat mendeteksi ancaman baru. Antivirus yang hanya mengandalkan signature library tidak dapat mengejar teknologi untuk menangkal banyaknya ancaman baru yang muncul beserta varian-variannya. Threat Sense Technology dengan Advanced Heuristic dapat menjadi pilihan karena kerjanya yang proaktif mendeteksi ancaman baru, termasuk virus lokal.
3. Sistem proteksi secara realtime mengamankan Linux setiap saat tanpa jeda waktu karena sistem antivirus selalu bekerja mengawasi secara background process.

Melihat dari sisi fungsi Linux, proteksi di mana yang tepat untuk OS Linux?
1. File Server
2. Mail Server
3. Gateway
4. Worstation (bila sudah digunakan untuk keperluan sehari-hari)

Coba Dulu
Sebelum membeli antivirus, untuk kepentingan pribadi (Home Edition), maupun untuk kepentingan di kantor (Business Edition), Anda disarankan untuk melakukan percobaan (trial) dulu. Pastikan Anda mendapat Trial Full Version. Keuntungannya, apalagi untuk Business Edition, Anda dapat langsung mempelajari kelebihan antivirus tersebut secara mendalam, termasuk manajemen antivirus melalui Remote Administrator/Console.

Kepalang tanggung, mintakan pula antivirus yang memiliki fungsi Firewall dan Antispam sehingga memiliki fungsi proteksi lebih. Untuk tingkat keamanan yang tinggi, Anda bisa membuat simulasi rules pada firewall agar dapat memproteksi sesuai keinginan pada level network protocol dan port maupun level applikasi sehingga aliran data dari atau ke workstation tersebut dapat Anda atur sedemikian rupa. Anda juga dapat mengetahui kapan terjadi broadcast data yang tidak dikehendaki (port scan, virus broadcast).

Vendor antivirus biasanya memberikan trial satu bulan. Namun, untuk keperluan khusus Anda bisa meminta trial lebih lama, berikut mendapatkan kemampuan Remote Administrator agar dapat memahami betul kemudahan penggunaannya di perusahaan. Bicara teknologi adalah bicara implementasi real time, jadi pastikan Anda memanfaatkan masa trial untuk mempelajari antivirus yang akan Anda beli.

Hal yang juga dipertimbangkan adalah data dari pihak ketiga, khususnya lembaga pengujian antivirus kelas dunia. AV-Comparatives, lab independen yang bermarkas di Autria, dan Virus Bulletin di Inggris adalah dua lembaga yang menjadi acuan kinerja antivirus. Pastikan Anda mendapatkan informasi hasil terkini dari tes yang diadakan oleh kedua lembaga tersebut saat Anda mengundang vendor antivirus untuk presentasi dan demo. Data yang valid untuk saat ini adalah data akhir tahun 2008 atau awal 2009.
***

Buatlah keputusan membeli antivirus hanya setelah Anda mempelajari data, melakukan trial, dan yakin dengan teknologi proteksinya. Mudah-mudahan dengan antivirus yang tepat, hidup Anda menjadi lebih nyaman.


TIPS: Agar Terhindar dari Ancaman
1. Hindari kontak dengan Wi-Fi yang tidak diketahui jaminan keamanannya.
2. Gunakan antivirus dengan RealTime scanning.
3. Gunakan antivirus dengan Threatsense Technology – Advanced Heuristic agar dapat
mendeteksi varian dan ancaman baru.
4. Aktifkan automatic update pada OS Anda agar selalu di-update.
5. Jangan menggunakan user dengan kemampuan administrator untuk penggunaan komputer
sehari-hari.
6. Bila memungkinkan, matikan autorun pada CD/USB
7. Gunakan antivirus dengan kemampuan Advanced Firewall untuk memblokir sebaran/broadcast
dari atau ke komputer Anda

TIPS: Cara Me-remove Conficker
1. Putuskan hubungan komputer dengan jaringan (LAN/MODEM)
2. Gunakan komputer yang belum terjangkit untuk mengunduh Conficker Remover Tool di
http://download.eset.com/special/EConfickerRemover.exe
3. Gunakan komputer yang belum terjangkit untuk mengunduh Patch Microsoft OS:
http://www.microsoft.com/technet/security/Bulletin/MS08-067.mspx
http://www.microsoft.com/technet/security/bulletin/ms08-068.mspx
http://www.microsoft.com/technet/security/bulletin/ms09-001.mspx
4. Patch komputer yang terjangkit dan jalankan Conficker Remover Tool dengan administrator User
5. Instal antivirus dengan kemampuan Threatsense Technology - Advanced Heuristic pada komputer tersebut agar dapat mengetahui bilamana ada varian Conficker, lalu update segera.
6. Scan komputer secara keseluruhan.
7. Untuk mengetahui sumber dari Conficker atau ancaman lain yang sifatnya menyebar pada sebuah jaringan, gunakan antivirus dengan kemampuan Advanced Firewall seperti ESET Smart Security. Dengan ini, komputer yang menjadi sumber penyebaran dapat diidentifikasi melalui Log yang ada.
Beberapa ciri yang didapat melalui log tersebut untuk identifikasi sumber dari broadcast ancaman adalah:
– Sebuah IP (komputer) melakukan scanning port ke IP/Komputer tertentu, kemudian ke IP yang lain berpindah-pindah dengan cepat.
– Sebuah IP melakukan scanning network dengan nomor port tujuan yang sama.
– Sebuah IP melakukan scanning network dengan port asal yang sama, namun port tujuan berbeda.
– Sebuah IP mencoba melakukan koneksi ke IP/Domain tertentu dengan menggunakan port yang tidak umum.

P3K Jika Terserang Virus
@ 01.28

Di Salin Dari Koran Koran Kompas
Senin, 22 Juni 2009


Apa yang harus dilakukan jika komputer terinfeksi virus? Jangan buru-buru mengeluarkan ilmu Pasopati, alias “format” dan “instal ulang Windows"! Dalam beberapa kasus virus, seperti Conficker, ini tidak menyelesaikan masalah. Komputer akan terinfeksi lagi begitu dihubungkan dengan jaringan,

Jadi bagaimana? Coba tangani dulu sendiri dengan dua jurus yang PCplus tunjukkan. Masa Anda kalah sama virus?

Gunakan System Restore
Ini adalah jurus yang paling mudah tetapi ampuh jika Anda ingin komputer berjalan baik seperti kondisi sebelum terinfeksi virus. System Restore adalah salah satu fitur andalan di Windows XP dan Vista yang secara default diaktifkan saat OS pertama kali di-instal.


Dengan System Restore kita dapat membuat restore point (yang juga secara otomatis di buat secara berkala oleh Windows). Ini mirip mesin waktu. Maksudnya, ketika sistem ‘berulah’ tidak wajar, karena virus atau salah instal program atau driver, kita dapat mengembalikan konfigurasi Windows seperti ketika komputer sehat.


Contoh, ada aplikasi yang baru di-instal dan mengakibatkan OS bermasalah/sering crash. Daripada pusing dan menghabiskan waktu menganalisis letak kesalahan program, panggil saja Restore point pada saat program tersebut belum di-instal. Maka sim salabim, semua setting registri dan konfigurasi Windows lain kembali seperti sedia kala.


Restore Point dapat diterapkan jika Anda tahu kira-kira kapan virus menginfeksi komputer, atau dalam kasus Anda tidak menjalankan file virus. Cuma ada syaratnya, yakni System Restore tidak dinonaktifkan, oleh pengguna maupun virus (beberapa virus seperti Conficker menonaktifkan System Restore sewaktu menyerang komputer korbannya).


Celakanya, System Restore sering menjadi bumerang. Jka sudah masuk ke Restore point, virus yang menginfeksi komputer justru terlindung oleh System Restore. Akibatnya, meskipun sudah dibersihkan berkali-kali dengan antivirus, virus adakalanya kukuh bercokol di file-file restore point. Virus akan ‘bangkit’ lagi dari restore point. Ini sangatlah menjengkelkan.


Karena itu, setiap kali langkah pembersihan virus dilakukan, langkah pertama yang dilakukan adalah menonaktifkan System Restore. Ini agar virus tidak diproteksi oleh System Restore.
Berikut langkah-langkah untuk mengembalikan kondisi semula (Restore Point) :
1. Klik [Start] [All Programs] [Accessoris] [System Tools] [System Restore].

2. Akan muncul tiga pilihan di layar wizard System Restore, yaitu:

a. Restore my computer to an earlier time. Gunakan ini untuk mengembalikan system pada waktu tertentu.
b. Create a restore point. Gunakan untuk menciptakan restore point saat ini.
c. Undo my restoration. Gunakan untuk membatalkan restore point yang dilakukan.
Di sini PCplus pilih [Restore my computer to an earlier time] [Next].

3. Berikutnya, Anda akan dihadapkan pada sebuah kalender. Pilihlah waktu ketika komputer masih stabil atau belum terinfeksi virus, kemudian klik [Next].

4. Pada wizard selanjutnya muncul layar konfirmasi. Pilihlah [Next].


5. System restore akan bekerja, lalu me-restart komputer. Anda perlu menunggu agak lama, sekitar 15 menit (tergantung hardware Anda), agar Windows mengembalikan Restore Point.

Sayangnya pada beberapa kasus, virus mencoba mematikan System Restore, sehingga fitur ini tidak berguna. Jadi gunakan fitur System Restore hanya jika virus belum mematikan fitur ini.

Pembersihan Manual
Jika System Restore gagal memulihkan sistem komputer, masih ada cara lain. Jurus terakhir ini adalah “Pembersihan Manual”.

Yang paling penting, JANGAN PANIK! Langkah berikutnya,segera SIMPAN data pekerjaan Anda dan tutup semua program yang sedang aktif. Pastikan data telah tersimpan pada lokasi yang benar atau tepat dan anda mengetahui lokasinya.

Setelah itu, lakukan BACKUP data ke media penyimpanan lain (USB flash disk, CD, dll), yang terpisah dari hard disk komputer. Ini untuk mencegah hal yang tidak diinginkan pada data Anda. Jika memungkinkan, ada baiknya melepaskan hard disk yang terinfeksi dan mengkopi data penting Anda ke hard disk/media lain.

Setelah semua hal di atas Anda lakukan, jalankan langkah-langkah berikut:

1. Instal program antivirus dan lakukan UPDATE antivirus. Jika di komputer Anda sudah terpasang antivirus, lakukan saja update antivirus untuk mencegah kemungkinan infeksi virus-virus baru. Jika perlu, unduhlah tool gratis Norman Malware Cleaner di

http://download.norman.no/public/Norman_Malware_Cleaner.exe

2. Segera PUTUSKAN koneksi Internet dan koneksi jaringan lokal (LAN) Anda untuk mencegah infeksi virus ke jaringan lokal atau infeksi ulang dari jaringan/Internet. Untuk memutuskan koneksi jaringan atau Internet, begini langkahnya:

a. Klik [Start] [Control Panel] [Network and Internet Connection] [Network Connection].
b. Pada Network Connection, pilih koneksi Internet/jaringan yang ada, kemudian klik kanan dan klik [Disable].


3. Nonaktifkan “System Restore” untuk mempermudah pembersihan virus yang diproteksi oleh Restore Point dan mencegah virus kembali menginfeksi komputer. Caranya:

a. Klik kanan pada My Computer, klik [Properties].
b. Kemudian pada [System Properties] [System Restore].
c. Pada tab [System Restore], centang pilihan [Turn off System Restore on all drives].
d. Klik [Apply] [OK].


4. Lakukan SCAN virus. Biarkan antivirus melakukan scanning secara Full pada komputer, termasuk USB flash disk (jika ada). Setelah proses scan selesai, restart komputer jika diperlukan. Alternatif lain, lakukan scanning dengan menggunakan Removal tools.


5. BERSIHKAN temporary file dari kemungkinan masuknya virus. Begini caranya:

a. Klik [Start] [All Programs] [Accessoris] [System Tools] [Disk Cleanup].
b. Pada [Disk Cleanup], pilih drive yang akan dibersihkan (secara default adalah C:).
c. Biarkan [Disk Cleanup] melakukan scanning terlebih dahulu.
d. Pilih temporary files yang akan dibersihkan, kemudian [OK].
e. Biarkan cleanup proses bekerja sampai selesai.
***

Jika sudah melakukan dua jurus di atas, tetapi komputer Anda masih bermasalah, jangan ragu-ragu, berKONSULTASI dengan bagian TI atau vendor antivirus Anda.

Tips dan Trik Memilih Jurusan Komputer
Senin, Mei 04, 2009 @ 21.16



Perlu kita garis bawahi dulu bahwa “secara konsep” kurikulum bidang komputer di Indonesia sudah cukup baik. Kurikulum Indonesia mengacu dan mengadaptasi Computing Curricula, yaitu panduan kurikulum bidang komputer (computing) yang diterbitkan secara bersama oleh ACM (the Association for Computing Machinery), AIS (the Association for Information System) dan IEEE-CS (the IEEE Computer Society). Beberapa dokumen usulan kurikulum yang diajukan APTIKOM (Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer) saya lihat juga mengacu ke Computing Curricula 2001 dan 2005. Kalau kemudian ada pertanyaan kok pelaksanaan di lapangan tidak sebagus konsepnya. Ya banyak faktor yang masih menjadi masalah di Indonesia, kualitas SDM pengajar, infrastruktur, minimnya textbook yang baik, dsb. Mari kita perbaiki bersama-sama dan tidak perlu saling menyalahkan :)

Sekali lagi, Indonesia hanya mengadaptasi dan bukan mengadopsi Computing Curricula, artinya bahwa tidak semua nama jurusan dan nama mata kuliah di Indonesia sama “plek” dengan apa yang ada di Computing Curricula. Computing Curricula memberikan panduan tentang penyelenggaraan, penamaan mata kuliah beserta pembobotannya dan penyusunan kurikulum pada 5 jurusan, yaitu: Computer Engineering (CE, Teknik Komputer), Computer Science (CS, Ilmu Komputer), Information Systems (IS, Sistem Informasi), Information Technology (IT, Teknologi Informasi), Software Engineering (SE, Rekayasa Perangkat Lunak).

Adaptasi dan acuan kurikulum di Indonesia adalah:

<>Computer Science untuk program studi (jurusan) Teknik Informatika atau Ilmu Komputer

<>Computer Engineering untuk program studi (jurusan) Sistem Komputer atau Teknik Komputer

<>Information System untuk Sistem Informasi atau Manajemen Informatika

Sedangkan Software Engineering dan Information Technology, di Indonesia dianggap bukan merupakan program studi (jurusan) karena masih bisa masuk salah satu bagian dari Teknik Informatika atau Ilmu Komputer.

Lha terus dimana letak perbedaan jurusan-jurusan diatas?

Semua jurusan (program studi) sebenarnya memiliki mata kuliah yang boleh dikatakan “sama”, hanya pembobotannya berbeda. Bobot inilah yang nantinya menentukan jalur karier dan bidang kerja lulusan. Kompetensi lulusan setiap jurusan biasanya di desain seperti di bawah:

<>Computer Engineering (CE) (Jurusan Sistem Komputer atau Teknik Komputer)diharapkan menghasilkan lulusan yang mampu mendesain dan mengimplementasikan sistem yang terintegrasi baik software maupun hardware

<>Computer Science (CS) (Jurusan Teknik Informatika atau Ilmu Komputer) diharapkan menghasilkan lulusan dengan kemampuan yang cukup luas dimulai dari penguasaan teori (konsep) dan pengembangan software.

<>Information System (IS) (Jurusan Sistem Informasi atau Manajemen Informatika) diharapkan menghasilkan lulusan yag mampu menganalisa kebutuhan (requirement) dan proses bisnis (business process), serta mendesain sistem berdasarkan tujuan dari organisasi

<>Information Technology (IT) diharapkan menghasilkan lulusan yang mampu bekerja secara efektif dalam merencanakan, mengimplementasikan, mengkonfigurasi dan memaintain infrastruktur teknologi informasi dalam organisasi.

<>Software Engineering (SE) diharapkan menghasilkan lulusan yang mampu mengelola aktifitas pengembangan software berskala besar dalam tiap tahapannya (software development life cycle).


Computing Curricula membuat suatu komparasi umum dan pembobotan mata kuliah tiap jurusan dengan visualisasi grafis seperti di bawah. Sumbu horizontal menggambarkan arah pengembangan (apakah lebih teoritis atau lebih praktis), sedangkan sumbu vertikal menggambarkan topik dan desain mata kuliah yang diajarkan.
Mudah-mudahan tulisan ini bisa memberikan pemahaman untuk adik-adik sekalian yang baru lulus dan ingin melanjukan kuliah di bidang komputer (computing). Masalah jurusan yang mana yang baik, ini tergantung “minat, keinginan, dan potensi” adik-adik sekalian. Saya yakin tidak seorangpun yang bisa menjudge suatu jurusan lebih baik daripada jurusan lain. Sebenarnya saya ingin mengatakan bahwa “peluang” lebih utama daripada “minat, keinginan dan potensi”. Toh saya dulu berangkat ke Jepang dan masuk ke jurusan yang sebenarnya bukan minat, keinginan atau potensi saya. Ya prioritas berpikir saya adalah peluang dapat beasiswa ke luar negeri, sehingga dapat membantu meringankan beban orang tua. Kebetulan pada saat saya lulus SMA tahun 1993, perekonomian orang tua saya mengalami masa suram. Jurusan apapun, bahkan kalau saya ditunjuk untuk mengambil jurusan ekonomi, politik, dsb, tetap saya akan ambil karena prioritas peluang lebih tinggi :)

Yang terakhir, perlu diperhatikan bahwa ada beberapa irisan bidang computing dengan bidang lain yang sepertinya mirip tapi sebenarnya beda. Misalnya, bagi yang ingin mendalami desain grafis dan animasi secara mendalam, saya sarankan tidak masuk ke salah satu dari lima jurusan computing diatas. Akan lebih baik apabila masuk ke jurusan desain komunikasi visual (DKV), yang biasanya ada di bawah fakultas seni rupa. Saya jamin lebih pas untuk yang berminat di animasi dan desain grafis. Banyak mahasiswa yang cita-citanya menjadi animator dan graphics designer akhirnya harus melongo dan menyesal karena salah masuk ke jurusan computing. Akan saya bahas tentang DKV di lain kesempatan ;)



Selamat memilih jurusan!